Paket bom buku, yang disimpan dalam buku, yang dikirim ke sejumlah tokoh diduga akan kembali berulang. Bom itu hanyalah kode bagi kelompok lain, agar melakukan hal yang sama. Selain menjadi kode, ancaman teror itu untuk menegaskan pada masyarakat, bahwa gerakan mereka masih ada.
Terlihat ini bukan kerjaan orang baru, karena untuk membuat bom itu perlu keahlian dan latihan yang lama dan profesional. Bom buku yang dikirimkan ke sejumlah target menggunakan pegas untuk mengaktifkannya. Sehingga meskipun telah disiram air, bom akan tetap meledak bila dibuka karena terdapat pegas di dalamnya.
Booby trap
Booby trap adalah perangkap yang dirancang untuk membunuh atau melukai orang secara serius. Karena bentuknya perangkap, dibutuhkan umpan yang dirancang untuk memancing korban agar mau mendekat. Lalu umpan yang digunakan dalam kasus ini adalah buku.
Berdasarkan Wikipedia, booby trap yang mematikan sering digunakan dalam perang, khususnya perang gerilya. Perangkap ini dirancang untuk menimbulkan luka atau sakit. Terkadang perangkap juga digunakan oleh penjahat, yang ingin melindungi obat-obatan terlarang atau properti lainnya.
Paket bom buku menebar teror pada sejumlah target. Ulil Abshar Abdalla, Gories Mere, dan Japto Soerjosoemarno jadi sasaran. Bom itu berdaya ledak rendah dengan rangkaian lengkap plus baterai. Diduga perakit bom seorang yang terlatih. Pelaku juga sudah memperkirakan efek ledakan tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Pelaku hanya berniat melukai dan membuat kehebohan dalam terorisme bom buku ini.
>. lihat juga: Modus Bom Buku